Breaking News

Alutsista TNI Dorong Industri Dalam Negeri

Alutsista TNI Dorong Industri Dalam Negeri

Share This


Ilustrasi
Ilustrasi

SENANG dan bangga. Perasaan itu merasuk ke hati pengunjung Pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AD di kawasan Monas, Jakarta, pada 6-8 Oktober lalu. Pasalnya, dalam pameran tersebut, pengunjung diizinkan untuk “menjajal” alias naik ke pesawat canggih Helikopter MI 17 dan MI 35 buatan Rusia. Pameran itu diadakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-67 TNI.
Tidak hanya itu, di stan Kavaleri, warga Jakarta dapat bebas naik tank dan berfoto di atas tank. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri sehingga masyarakat antusias menyaksikan pameran yang dibuka Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Namun, saat ini kebanggaan masyarakat tersebut masih dihadapkan tantangan berat. Sebab, jika dilihat dari aspek teknologinya, Alutsista TNI masih kalah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Hal itu diakui oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie.

Menurut KSAD, keterbatasan alat senjata tersebut membuat pemerintah tidak bisa mengembangkan program latihan bersama dengan negara sahabat. Sejumlah program latihan bersama selama ini terlaksana dalam porsi yang kecil dan tidak seimbang.
“Kami (TNI AD) tidak pernah bisa mengembangkan latihan bersama dengan negara sahabat karena alat yang kita miliki tertinggal. Tank yang kita miliki tank ringan, sehingga latihan kavaleri dengan negara sahabat tidak pernah bisa seimbang,” ujarnya.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan membeli 103 tank Leopard, 50 tank Marder dan 10 tank pendukung guna memperkuat sistem alutsista pertahanan Indonesia. Salah satu peralatan persenjataan yang ingin dimiliki TNI AD adalah tank Leopard yang akan tiba di tanah air sebanyak 44 unit pada November 2012.

“Untuk menjadi mumpuni, para prajurit harus dipersenjatai dengan baik. Lihatlah perkembangan kawasan dan negara-negara tetangga,” kata Pramono kepada pers, belum lama ini.
Di sisi lain, Jenderal Pramono menyatakan, prinsip TNI AD dalam pembelian Alutsista adalah yang terbaik dan termurah. “Prinsipnya kita di Angkatan Darat jika senjata tersebut bisa dibuat di dalam negeri kita gunakan, karena jika menggunakan Alutsista buatan dalam negeri, perbaikannya lebih mudah,” ujarnya.
Tekad pemerintah untuk terus memodernisasi Alutsista juga ditegaskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memimpin upacara Peringatan HUT Ke-67 TNI di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, beberapa waktu lalu. Ditegaskan, modernisasi Alutsista penting untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara dan integritas wilayah NKRI.

Ketua MPR RI Taufik Kiemas juga mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Dia menyatakan, sistem pertahanan Indonesia harus lebih kuat lagi dengan memodernisasi Alutsista di tubuh TNI. Mengingat, saat ini banyak Alutsista yang dimiliki TNI sudah usang dan ketinggalan zaman.
“Mempersiapkan Alutsista sebenarnya untuk NKRI. Saya selalu bilang pada teman-teman anggota DPR kalau soal ideologi dan senjata kita tidak usah ragu lagi, Alutsista untuk menjaga NKRI,” tambah Taufik Kiemas.

Tapi, pada sisi lain, Presiden mengingatkan bahwa modernisasi Alutsista TNI harus bisa dipertanggungjawabkan kepada rakyat, sehingga rakyat juga merasa memilikinya. “Kita ingin memastikan prosedur pembelian Alutsista tidak menyimpang dan tidak mengalami kebocoran. Setiap rupiah anggaran kita tidak hanya harus bermanfaat, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya. (red)

Tidak ada komentar